perbedaan skripsi tesis dan disertasiperbedaan skripsi tesis dan disertasi

Sudah tahukah, apa saja hal mendasar yang dapat dijadikan indikator perbedaan skripsi tesis dan disertasi? Atau jangan-jangan, malah selama ini menganggap bahwa ketiganya sama? Daripada bingung berkelanjutan, maka ada baiknya baca saja ulasan di bawah ini dengan seksama! Karena berbagai macam informasi penting tentangnya telah diuraikan secara rinci, sebagai berikut: 

1. Tingkat Pendidikan yang Mensyaratkan 

Pertama, sekilas memang ketiganya nampak serupa karena sama-sama ditulis di akhir pendidikan seseorang sebagai syarat kelulusan. Namun, bila diperhatikan lebih lanjut, ternyata ada perbedaan skripsi tesis dan disertasi dari segi tingkat pendidikan yang mensyaratkannya, dengan rincian: 

  • Skripsi merupakan tulisan ilmiah yang menjadi syarat kelulusan bagi seseorang yang menempuh gelar pendidikan sarjana atau strata 1; 
  • Tesis ialah tulisan ilmiah yang ditulis oleh seorang calon magister demi memperoleh pengakuan kelulusan dari jenjang S2; sedangkan 
  • Disertasi adalah tulisan ilmiah yang wajib dituntaskan oleh seorang mahasiswa Doktoral dalam akhir masa studi S3nya. 

2. Karakteristik Topik Permasalahan 

Topik permasalahan merupakan bagian terpenting yang menjadi urgensi pada sebuah tulisan ilmiah. Dalam hal ini, jika ditinjau dari karakteristiknya, terdapat perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi yang cukup jelas, yaitu: 

  • Tulisan skripsi bisa dikatakan sebagai tulisan ilmiah dasar yang memuat topik permasalahan dengan karakteristik pengalaman empiris baik dangkal maupun mendalam; 
  • Nyaris serupa dengan skripsi, tulisan ilmiah berupa tesis pun memuat permasalahan empiris, hanya saja lebih mendalam dan disertai dengan dasar teoritis yang relatif kuat; sedang 
  • Jenis tulisan disertasi dituntut untuk lebih mendalami topik permasalahan dengan teoritis dan fakta empiris yang lebih dominan, mendalam, serta kompleks jika dibandingkan skripsi maupun tesis. 

3. Partisipasi Peneliti 

Selanjutnya, pada sebuah penelitian apalagi yang bersifat ilmiah institusional, biasanya terdapat nama penulis dan pembimbing yang berpartisipasi di dalamnya. Bila diperhatikan lebih detail, bisa ditemukan ada perbedaan skripsi tesis dan disertasi dalam tingkat partisipasinya, dengan ukuran: 

  • Tingkat partisipasi atau keaktifan mahasiswa penulis dan dosen pembimbing pada tulisan skripsi nyaris seimbang dengan perbandingan prosentase 60: 40%; 
  • Sedangkan pada tesis, peran dosen pendamping lebih dibatasi karena penulis dianggap sudah mumpuni, yakni dengan rincian prosentase penulis: pembimbing sebanyak 80: 20%; 
  • Lain lagi dengan disertasi yang hampir sepenuhnya didominasi oleh penulis dan pembimbing perannya sangat terbatas, dengan ketentuan perbandingan peran penulis: pembimbing di kisaran persentase 90: 10%. 

4. Mutu Penelitian 

Indikator keempat, yang bisa dipakai untuk mengenali perbedaan skripsi tesis dan disertasi adalah dari mutu penelitiannya sendiri. Pasalnya, sesuai dengan kemampuan yang menjadi latar belakang keilmuan penulis, karya ilmiah ini dapat diklasifikasikan berdasarkan mutunya, yakni: 

  • Kualitas rendah hingga sedang dengan teori mendasar untuk jenis tulisan skripsi yang dibuat mahasiswa S1; 
  • Peningkatan kualitas menjadi sedang-tinggi untuk tulisan tesis dengan ciri dasar empiris lebih dalam dan analisis teori yang lebih menyeluruh; serta 
  • Karya disertasi yang memiliki kualitas paling tinggi dari ketiganya lantaran peneliti diwajibkan untuk menemukan inovasi baru dalam bidang keilmuan yang digelutinya sebagai sumbangsih terhadap kemajuan pengetahuan. 

5. Jenis Penyajian Tulisan 

Bentuk penyajian pada sebuah tulisan merupakan bagian penting yang dapat dijadikan identitas yang membedakan satu sama lain. Laiknya, skripsi, tesis, maupun disertasi yang masing-masing memiliki kecenderungan berbeda, dengan penjelasan rinci sebagai berikut: 

  • Sebagai sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang yang dapat dikatakan pemula, tulisan skripsi cenderung memakai jenis penyajian deskriptif atau penjabaran atas data-datanya; 
  • Lalu mahasiswa S2 dianggap lebih mumpuni dari segi teori diharapkan tidak hanya dapat menjadikan penjabaran saja, karenanya tesis memiliki sifat penyajian kombinasi antara deskriptif dan analitis; sedangkan 
  • Studi lanjut S3, menuntut disertasi seyogyanya menyajikan penulisan data penelitian yang lebih didominasi sisi analitisnya daripada pendeskripsian. 

6. Banyaknya Perumusan Masalah 

Seperti yang diketahui bersama, perumusan masalah dapat digunakan untuk mengamati sejauh mana kedetailan perhatian seorang penulis pada objeknya. Ternyata, hal ini bisa dijadikan indikator perbedaan skripsi tesis dan disertasi, karena ketiganya memiliki ketentuan perumusan masalah masing-masing yang berisi: 

  • Jenjang skripsi biasanya perumusan masalah dibatasi sekira 1 hingga 2 topik saja, untuk mempermudah mahasiswa yang tengah dalam tahap belajar dasar; 
  • Sedangkan pada tesis diharapkan dapat menyajikan rumusan permasalahan setidaknya berjumlah tiga buah; dan 
  • Untuk disertasi sendiri maka wajib hukumnya untuk menyajikan perumusan masalah dengan ketentuan jumlah lebih dari tiga topik bahasan. 

7. Metodologi Penganalisisan Data 

Soal metodologi penganalisisan data, baik skripsi, tesis maupun disertasi ini memiliki jenis yang berbeda. Hal tersebut dimaklumi, karena tingkat pendidikan berbeda pastinya mendasari pemilihan metode sesuai kemampuan peneliti yang terdiri dari: 

  • Para mahasiswa yang menyelesaikan skripsi cenderung memilih menggunakan metode pengujian statistik yang deskriptif, kualitatif dengan memakai Ms. Excell maupun SPSS; 
  • Cukup berbeda dengan penulis tesis yang memiliki kecenderungan untuk memakai metode penganalisisan data secara kualitatif tingkat lanjutan, korelasi dan regresi ganda, path, SEM, atau jenis metode lainnya; sedang 
  • Kecakapan dan tuntutan untuk membuat inovasi baru dalam bidang ilmu pengetahuan membuat penulis disertasi senantiasa memakai metode pengujian statistik yang lebih kompleks baik kualitatif lanjutan, Eview Lisrel, SPSS, maupun penunjang lainnya. 

8. Dewan Penguji Penelitian  

Kedelapan, terkait dewan penguji yang akan melaksanakan tugas validasi penelitian pun ketiganya memiliki perberbedaan. Yakni terdiri dari syarat kompetensi dasar penguji masing-masing, seperti: 

  • Karya skripsi akan diuji oleh setidaknya dosen yang telah menyelesaikan studi magister; 
  • Tulisan ilmiah tesis wajib dilakukan pengujian dan validasi oleh dewan dengan lulusan minimal doktor atau setidaknya magister berpengalaman;  sedangkan 
  • Pada disertasi paling minim harus diuji oleh seorang ahli yang memiliki gelar profesor maupun doktor karena berkaitan dengan temuan penting terkait pengembangan studi ilmu pengetahuan. 

9. Sifat Keaslian Penelitian dan Hasil Temuan 

Menyoal sifat keaslian kegiatan penelitian maupun luaran yang dihasilkan pun cukup bisa dibedakan. Pasalnya, ketiga karya ilmiah ini memiliki kecondongan sifat masing-masing, yakni: 

  • Sebuah skripsi bisa saja merupakan duplikasi atau replika konsep penelitian sebelumnya, dengan ketentuan wajib memilih objek yang berbeda dari aslinya, sehingga hasilnya pun tidak selalu baru dan segar di ilmu pengetahuan; 
  • Sangat berbeda dengan tesis yang wajib memiliki orisinalitas sehingga diharap akan mendapat hasil baru yang berguna bagi perkembangan bidang studi; dan 
  • Karya disertasi sudah pasti wajib baru dan inovatif karena berurusan dengan kewajiban menemukan teori baru yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai bidang keilmuan. 

10.  Standarisasi Sumber dan Jumlah Kepustakaan 

Terakhir, namun ini merupakan poin yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Bahwa ada standarisasi terkait sumber referensi dan jumlah kepustakaanya, dengan penjabaran: 

  • Minimal 20 daftar pustaka yang dipublikasikan oleh instansi internal kampus maupun instansi lain yang diakui secara nasional untuk tulisan skripsi; 
  • Paling sedikit menggunakan 40 daftar pustaka yang memuat sumber referensi dari publikasi instansi yang diakui secara nasional untuk tesis; dan 
  • Wajib bagi disertasi untuk memakai paling tidak 60 daftar pustaka baik yang berasal dari sumber referensi terakui di tingkat nasional maupun skala internasional. 

Baca Juga Tips Segera Selesai Olah Data

Bosan Skripsi Kamu Ditolak Terus, Gunakan Jasa Olah Data

Jasa Olah Data Memenuhi Kebutuhan Mahasiswa Tingkat Akhir

Nah, itulah tadi sejumlah perbedaan skripsi tesis dan disertasi yang dapat disajikan. Bagaimana? Cukup mudah untuk dipahami, bukan? Standar Analisis Data penelitian baik itu skripsi tesis atau disertasi mendukung validitas data.

One thought on “Mengenal 10 Perbedaan Skripsi Tesis dan Disertasi yang Wajib Diketahui”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *